Keberbakatan/Anak Cerdas Istimewa (Gifted)
Berikut adalah Contoh Kasus anak dengan Gifted/Keberbakatan
Dengan contoh kasus yang telah disediakan, akan jauh lebih mudah memahami bagaimana pola-pola karakteristik anak cerdas istimewa ini.
Identitas
subjek
Nama : BN
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 8 Tahun
Urutan Kelahiran : Anak pertama dari dua bersaudara
Identitas orangtua
|
Ayah
|
Ibu
|
Nama
|
E R
|
M T
|
Usia
|
36 tahun
|
35 tahun
|
Pendidikan Terakhir
|
S2
|
S1
|
Pekerjaan
|
Dosen
|
Ibu rumah tangga
|
Agama
|
Katholik
|
Katholik
|
Suku/etnis
|
Tionghoa
|
Tionghoa
|
Masalah:
Subjek dibawa orangtuanya ke psikolog karena emosinya
yang meledak-ledak. subyek kurang mampu mengontrol emosi
terutama pada kondisi yang menjadikannya tertekan (stresfull). Kondisi-kondisi itu misalnya ketika subjek menganggap
orang lain tidak mampu memahaminya, keinginannya tidak dituruti, diharuskan
melakukan aktivitas yang tidak disukai, ditegur saat melakukan aktivitas yang
disukai dan gagal menyelesaikan tugas atau gagal mendapatkan nilai sempurna. Hal ini berpengaruh pada hubungan sosial anak dengan
teman-temannya dan saudaranya. Tetapi di sisi yang lain subjek sangat menonjol
di bidang kognitifnya. Subjek dilaporkan orangtuanya telah mampu membaca sejak
usia 5 tahun dengan bacaan kesukaannya Koran kompas. Subjek memiliki
ketertarikan pada bidang sains khususnya segala hal yang berkaitan dengan
pesawat terbang.
Data hasil
asesmen
I.
Observasi
Observasi di rumah
Berdasarkan hasil observasi di
rumah terlihat subyek adalah anak yang supel dan ramah terhadap orang baru.
Subyek cepat akrab dengan observer. Dalam interaksi dengan adiknya, terlihat
bahwa subyek menjaga jarak. Keinginan
subyek agar adiknya berperilaku seperti yang diharapkannya menjadikan dia
sering terlibat konflik dengan adiknya. Biasanya subyek akan mengungkapkan
kata-kata ancaman. Terlihat subyek sangat dekat dengan mamanya. Sebelum mamanya pergi, subyek
sempat berbicara dengan mamanya. Dan ketika masuk kembali ke dalam kamar,
subyek masih sempat berteriak “oke mah..hati-hati yah. I love you”.
Observasi di sekolah
Berdasarkan observasi di
sekolah subyek terlihat aktif dalam mengikuti pelajaran. Subyek sering mengacungkan
jari untuk menjawab pertanyaan dari guru. Dalam diskusi kelompokpun, subyek
aktif dan menjadi center bagi teman-temannya. Subyek juga tidak segan
untuk membantu teman-temannya yang belum dapat menyelesaikan tugasnya. Subyek juga memiliki daya imajinasi yang baik sehingga
mampu menerjemahkan tugas yang diberikan guru menjadi hasil pekerjaan yang
memuaskan dan berbeda dari teman-temannya, misalnya saat pelajaran agama
diperintahkan untuk menggambar air, udara dan api, kebanyakan teman-temannya
menggambar ketiga hal tersebut terpisah-pisah namun subyek berhasil
menggabungkan tiga unsur tersebut dalam satu setting / kondisi tertentu
(kebakaran pesawat terbang di bandara). Dalam mengikuti pelajaran, subyek akan
berusaha untuk mampu menyerap materi dan menyelesaikan tugasnya dengan baik.
Namun, bila subyek gagal menyelesaikan tugasnya atau dikomentari temannya
subyek akan kesal dan pernah terlihat matanya berkaca-kaca. Terkadang dalam
mengikuti pelajaran, subyek sempat ditegur guru karena bercanda dengan teman di
sebelahnya. Bila subyek jengkel karena teman-temannya tidak memperhatikannya,
biasanya subyek akan melontarkan kata-kata dengan intonasi yang keras. Misalnya
ketika subyek maju ke depan kelas dan teman-temannya ramai sendiri, subyek
berkata dengan nada keras “ semuanya tidak
memperhatikan.....terutama kamu ”, sambil menunjukkan jarinya ke depan wajah salah satu
temannya. Selain itu saat diskusi kelompok, subyek mendapat giliran untuk
berbicara namun temannya tidak memperhatikan subyek dengan berteriak berkata
“akuu..”, sambil menunjukkan jarinya ke arah temannya.
II.
Wawancara
Wawancara dengan orangtua
Menurut orangtua, subyek mudah
mengerti dan paham dengan materi pelajaran. Pengetahuannya luas karena suka
membaca buku-buku, bahkan sudah mulai membaca koran sejak TK. Subyek memiliki
kemampuan akademis yang menonjol kecuali pelajaran art. Subyek juga memiliki penguasaan bahasa yang bagus. Potensi
yang menonjol dari dalam diri subyek adalah di bidang sains. Subyek memiliki
ketertarikan yang tinggi pada komputer dan pesawat. Ketertarikan ini membawa subyek untuk rajin mengumpulkan informasi
sebanyak mungkin tentang pesawat. Biasanya subyek mendapatkan informasi dengan browsing di internet atau dari buku.
Subyek suka membuat gambar pesawat di komputer, bermain game yang mengasah otak dan mulai tertarik juga dengan pemrograman
komputer.
Ada keinginan orangtua untuk
mengarahkan ke bidang lain dengan tujuan agar subyek tidak fokus pada satu hal
saja (komputer) karena kesukaan subyek bermain komputer menyita waktunya di
rumah sehingga subyek sulit memulai mengerjakan tugas sekolah atau belajar,
sulit untuk diajak makan sehingga harus diperingatkan dan terkadang dengan cara
keras. Namun meskipun sulit memulai mengerjakan tugas, subyek tetap punya
tanggungjawab menyelesaikannya dan meskipun tidak belajar, saat ditunggui
orangtua untuk mengerjakan tugas-tugas, subyek mampu menyelesaikannya dengan
cepat. Namun, kadang-kadang bila kesulitan menyelesaikan tugasnya, subyek agak
jengkel dan reaksi yang muncul adalah cemberut, meremas-remas kertasnya,
selanjutnya subyek akan mencari pendampingan orangtua untuk diajari.
Menurut orangtuanya, subyek
orangnya keras, kalau punya keinginan dan tidak dituruti akan cemberut, mengomel. Subyek orangnya juga terlalu serius, marah bila
diajak bercanda namun suka menggoda orang lain. Keluhan yang disampaikan orangtua adalah emosi subyek yang
masih meledak-ledak. Bila tidak cocok dengan teman, subyek akan marah-marah,
menangis atau teriak-teriak. Pernah juga subyek mengambil pisau dan mengarahkan
ke adiknya karena dia tidak mau diganggu
Wawancara dengan guru
Subyek memiliki minat yang
sangat tinggi dengan teknologi. Selain itu penguasaan kosakatanya sangat kaya,
tidak seperti kata-kata yang biasa diucapkan anak-anak seusianya. Subyek
terbiasa menggunakan kalimat dengan kosa kata kompleks.
Subyek juga suka mengemukakan pendapat dan ide-idenya. Prestasi akademiknya
biasa saja, dalam artian nilainya memang bagus namun bukan yang paling menonjol
di kelasnya. Sejak kelas 1, subyek sudah menunjukkan keinginannya untuk
menyelesaikan tugasnya dengan sempurna. Misalnya saat mengerjakan tugas bila
tidak mampu menyelesaikannya subyek menjadi gelisah, mengacak-acak rambutnya
sampai menangis. Pada awalnya interaksi subyek dengan teman-temannya masih
kurang karena dia sibuk dengan minatnya sendiri. Namun lama kelamaan
sosialisasinya sudah baik. Emosi subyek masih meledak-ledak. Kondisi ini
mempengaruhi hubungannya dengan oranglain. Misalnya saat berkonflik dengan
temannya subyek akan mengeluarkan argumentasi panjang lebar untuk
mempertahankan pendiriannya, mengomel, sampai akhirnya menangis. Begitu juga
saat diperingatkan guru subyek akan menunjukkan reaksi emosionalnya. Perilaku
yang biasanya muncul adalah menyilangkan tangan di dada, cemberut, mengomel
panjang lebar sampai mata berkaca-kaca dan akhirnya menangis.
III.
Tes Psikologi
WISC
Skor IQ adalah 153
Grafis
Berdasarkan hasil tes grafis
terlihat bahwa subyek memiliki kapasitas intellektual dan imajinasi yang
berkembang baik. Dilihat dari aspek emosinya, terkesan ada jarak emosional
dengan ayah namun memiliki ketergantungan emosi yang tinggi dengan ibu. Subyek
lebih dikuasai emosi sehingga pada kondisi-kondisi tertekan subyek cenderung
menghadapinya dengan reaksi emosional. Kecenderungan agresif dan impulsif dalam
dirinya semakin memperkuat reaksi emosi yang muncul. Pada aspek sosial subyek
memiliki kemampuan menjalin relasi interpersonal ada kesan menarik diri pada
kondisi adanya tekanan, kritik, perasaan curiga dan perasaan bersalah.
Diagnosa
cerdas
istimewa (gifted).
Apa
alasan memilih diagnosis tersebut?
Sebelum menjabarkan alasan mengapa
diagnosis tersebut ditegakkan, berikut adalah penjelasan tentang cerdas istimewa
atau keberbakatan (gifted.) Ormrod
(2008) menjelaskan keberbakatan adalah sebuah kemampuan atau bakat yang sangat
tinggi di satu atau lebih bidang (matematika, sains, menulis kreatif, seni,
atau musik) sedemikian rupa sehingga siswa membutuhkan layanan pendidikan
khusus agar dapat mengembangkan potensinya itu sepenuhnya. Anak berbakat
memiliki inteligensi diatas rata-rata (IQ-120 atau lebih). Menurut klasifikasi
Terman, anak cerdas istimewa memiliki IQ di atas 140. Dalam lingkungan sosial,
umumnya, anak cerdas istimewa ini memiliki kesulitan besar dalam penyesuain
diri dengan lingkungan yang di dominasi oleh anak yang jauh kurang cerdas (Semium,
2006). Hingga saat ini keberbakatan dan masalah emosional dianggap sebaai dua
hal yang saling berkaitan walaupun kondisi ini tidak selalu ada (Santrock, 2003).
Karateristik
umum.
Secara garis besar Ormrod (2008) juga menjelaskan karakteristik
umum anak cerdas istimewa sebagai berikut:
1. Perbendaharaan
yang kaya, kemampuan berbahasa yang tinggi, dan ketrampilan membaca diatas
rata-rata.
2. Pengetahuan
umum yang kaya mengenai dunia
3. Kemampuan
belajar, mudah, dan mandiri dibandingkan teman-teman sebayanya.
4. Proses
kognitif dan strategi belajar yang canggih dan efisien.
5. Fleksibilitas
yang lebih besar dalam gagasan dan pendekatan terhadap tugas.
6. Standar
performa yang terlalu tinggi (kadang perfeksionis).
7. Konsep
diri yang positif, khususnya dalam kaitan dengan usaha-usaha akademis.
8. Perkembangan
sosial dan penyesuaian emosi di atas rata-rata (meskipun beberapa siswa
berbakat yang ekstrem mengalami kesulitan karena mereka sangat berbeda dari
teman-teman sebayanya).
Selain itu, The Columbus Group (dalam
Silverman, 1993) menyatakan bahwa anak berbakat memiliki kepekaan sistem syaraf
otak yang sangat tinggi, yang berperan dalam belajar tingkat lanjut maupun
dalam peningkatan kepekaan, intensitas, dan responsivitas emosinya. Hal ini
menunjukkan bahwa secara biologis mereka memiliki kondisi fisik dan emosi yang
berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Dasar teori mengenai Anak berbakat atau gifted tersebut sangat berkaitan dengan
ciri-ciri yang ditunjukkan oleh BN. Selain itu, Brown & Mizuno, 1990;
Hettinger & Knapp, 2001 dalam Ormrod (2008) mengemukakan bahwa siswa memang
mungkin berbakat dengan memiliki inteligensi di atas rata-rata dengan kemampuan
luar biasa di bidang akademis, namun mereka juga memiliki hambatan-hambatan
seperti kesulitan belajar, ADHD, serta gangguan emosi dan perilaku. Dalam kasus
ini, BN menunjukkan simpton yang terkahir, dimana hambatan terletak pada
bagaimana kemampuan BN meregulasi emosi dan perilakunya.
Berikut gambaran umum BN:
Kemampuan
|
Kemampuan
yang tampak dari hasil asesmen
|
YA
|
TIDAK
|
Perbendaharaan yang kaya, kemampuan
berbahasa yang tinggi, dan ketrampilan membaca diatas rata-rata.
|
-Memiliki perbendaharaan kata yang
luas
-Pengetahuan kosa kata sangat luas
(menggunakan kosa kata kompleks)
|
√
|
|
Pengetahuan umum yang kaya mengenai
dunia
|
Pengetahuan luas karena sudak mulai
membaca Koran sejak TK
|
√
|
|
Kemampuan belajar, mudah, dan mandiri
dibandingkan teman-teman sebayanya.
|
-Mudah mengkap pelajaran
-Mudah mengingat kembali tugas yang
diberikan
|
√
|
|
Proses kognitif dan strategi belajar
yang canggih dan efisien.
|
Kemampuan kognitif sangat menonjol,
sudah mampu membaa sejak usia 5 tahun, bacaan kesukaan adalah Koran kompas.
|
√
|
|
Fleksibilitas yang lebih besar dalam
gagasan dan pendekatan terhadap tugas.
|
-Aktif, sering bertanya, menajadi
pusat bagi teman-temannya
-Mudah menangkap tugas dengan hasil
memuaskan dan berbeda dari teman-teman
|
√
|
|
Standar performa yang terlalu tinggi
(kadang perfeksionis).
|
-Emosi meledak-ledak ketika gagal
menyelesaikan tugas, atau gagal
mendapatkan nilai sempurna
-Tidak suka bila tidak diperhatikan
sungguh-sungguh
-Keinginan mengerjakan tugas dengan
sempurna
|
√
|
|
Konsep diri yang positif, khususnya
dalam kaitan dengan usaha-usaha akademis.
|
Berusaha menyerap materi dan
menyelesaikan tugas dengan baik
|
√
|
|
Perkembangan sosial dan penyesuaian
emosi di atas rata-rata (meskipun beberapa siswa berbakat yang ekstrem
mengalami kesulitan karena mereka sangat berbeda dari teman-teman sebayanya).
|
-Supel dan ramah
-Terganggu pada hubungan sosial dengan
teman-teman dan saudaranya (karena perfeksionis)
|
√
|
|
IQ
diatas rata-rata (lebih dari 140)
|
153
|
√
|
|
Mengalami
gangguan emosi dan perilaku (umumnya)
|
Kurang mampu mengontrol emosi saat
kondisi menekan atau situasi yang tidak dikehendaki
|
√
|
Landasan Teori
Ormrod (2008) menjelaskan keberbakatan
adalah sebuah kemampuan atau bakat yang sangat tinggi di satu atau lebih bidang
(matematika, sains, menulis kreatif, seni, atau musik) sedemikian rupa sehingga
siswa membutuhkan layanan pendidikan khusus agar dapat mengembangkan potensinya
itu sepenuhnya. Menurut Munandar (1999) anak yang mendapat predikat gifted dan talented adalah mereka yang didefinisikan oleh orang-orang yang
benar-benar professional atas dasar kemampuan mereka yang luar biasa dan
kecakapan mereka dalam mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang berkualitas tinggi.
Dengan demikian mereka akan dapat mewujudkan atau memberi sumbangan baik
terhadap dirinya maupun masyarakat.
Keberbakatan tidak
semata-mata merujuk kepada fungsi kognitif, melainkan merujuk kepada totalitas
dan keterpaduan fungsi otak. Cattell (dalam Barbara Clark, 1998:8) mengartikan
intelligensi adalah perpaduan sifat manusia yang memadukan kapasitas untuk
memahami hubungan secara keseluruhan, mampu memahami proses termasuk berfikir
abstrak, kemampuan memecahkan masalah, dan kemampuan untuk memperoleh kecakapan
baru. Keberbakatan sendiri mencakup anak yang memiliki kecakapan intelektual
superior, yang secara potensial dan fungsional mampu mencapai keunggulan
akademik di dalam kelompok dan/atau berbakat tinggi dalam bidang tertentu,
seperti matematika, IPA, seni, musik, kepemimpinan sosial, dan perilaku kreatif
tertentu dalam interaksi dengan lingkungan dimana kecakapan dan memperlihatkan
hasil kerjanya itu ditampilkan secara konsisten. (Soemantri, 2006), Sehingga
anak dengan kemampuan cerdas istimewa
memperlihatkan talenta yang luar biasa di salah satu bidang dapat saja
menunjukkan kemampuan yang rata-rata dibidang-bidang yang lainnya (Ormrod,
2008).
Karateristik
umum.
Setiap anak memiliki bakat yang
berbeda-beda dengan talenta mereka yang unik. Namun secara umum mereka memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Menunjukkan
daya nalar yang luar biasa dan kemampuan yang tinggi untuk menangani ideide;
dapat menggeneralisasikan dengan mudah dari fakta-fakta spesifik dan dapat
melihat hubungan-hubungan yang tersirat; memiliki kemampuan yang menonjol dalam
memecahkan masalah.
2. Menunjukkan
rasa ingin tahu intelektual yang gigih; mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
meneliti; menunjukkan minat yang luar biasa terhadap hakikat manusia dan jagat
raya.
3. Mempunyai
banyak minat, sering berupa minat intelektual; mengembangkan satu atau lebih
dari minat-minat itu secara mendalam.
4. Sangat
baik dalam kualitas maupun kuantitas kosa katanya, baik lisan maupun tulisan;
berminat menelaah makna kata-kata dan penggunaannya.
5. Keranjingan
membaca dan mampu menyerap isi buku untuk orang jauh di atas usianya.
6. Belajar
dengan cepat dan mudah, dan mempertahankan apa yang sudah dipelajarinya; ingat
berbagai rincian, konsep dan prinsip yang penting; mudah paham.
7. Menunjukkan
pemahaman tentang soal-soal aretmatik yang membutuhkan penalaran yang seksama
dan mudah menangkap konsep-konsep matematik.
8. Menunjukkan
kemampuan yang kreatif atau ungkapan yang imaginatif dalam bidang musik, seni
rupa, tari, drama; menunjukkan kepekaan dan kehalusan dalam ritme, gerakan, dan
pengendalian tubuh.
9. Dapat
menahan konsentrasi untuk waktu yang lama dan menunjukkan tanggung jawab dan
kemandirian yang tinggi dalam pengerjaan tugas-tugas sekolah.
10. Menetapkan
tujuan yang tinggi tetapi realistis untuk diri sendiri; kritis diri dalam
mengevaluasi dan mengoreksi pekerjaan sendiri.
11. Menunjukkan
inisiatif dan orisinalitas dalam karya intelektual; menunjukkan fleksibilitas
dalam berpikir dan mempertimbangkan permasalahan dari berbagai sudut pandang.
12. Tajam
dalam pengamatan dan responsif terhadap gagasan-gagasan baru.
13. Menunjukkan
keseimbangan sosial dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang dewasa
secara matang.
14. Mendapatkan
kegairahan dan kesenangan dalam menghadapi tantangan intelektual; menunjukkan
rasa humor yang halus.
Secara garis besar Ormrod (2008) juga menjelaskan karakteristik
umum anak cerdas istimewa sebagai berikut:
1. Perbendaharaan
yang kaya, kemampuan berbahasa yang tinggi, dan ketrampilan membaca diatas
rata-rata.
2. Pengetahuan
umum yang kaya mengenai dunia
3. Kemampuan
belajar, mudah, dan mandiri dibandingkan teman-teman sebayanya.
4. Proses
kognitif dan strategi belajar yang canggih dan efisien.
5. Fleksibilitas
yang lebih besar dalam gagasan dan pendekatan terhadap tugas.
6. Standar
performa yang terlalu tinggi (kadang perfeksionis).
7. Konsep
diri yang positif, khususnya dalam kaitan dengan usaha-usaha akademis.
8. Perkembangan
sosial dan penyesuaian emosi di atas rata-rata (meskipun beberapa siswa
berbakat yang ekstrem mengalami kesulitan karena mereka sangat berbeda dari
teman-teman sebayanya).
Anak berbakat memiliki inteligensi
diatas rata-rata (IQ-120 atau lebih). Menurut klasifikasi Terman, anak cerdas
istimewa memiliki IQ di atas 140. Dalam lingkungan sosial, umumnya, anak cerdas
istimewa ini memiliki kesulitan besar dalam penyesuain diri dengan lingkungan
yang di dominasi oleh anak yang jauh kurang cerdas (Semium, 2006). Hingga saat
ini keberbakatan dan masalah emosional dianggap sebaai dua hal yang saling berkaitan
walaupun kondisi ini tidak selalu ada (Santrock, 2003). Selain itu, The
Columbus Group (dalam Silverman, 1993) menyatakan bahwa anak berbakat
memiliki kepekaan sistem syaraf otak yang sangat tinggi, yang berperan dalam
belajar tingkat lanjut maupun dalam peningkatan kepekaan, intensitas, dan
responsivitas emosinya. Hal ini menunjukkan bahwa secara biologis mereka
memiliki kondisi fisik dan emosi yang berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Dasar
teori mengenai Anak berbakat atau gifted
tersebut sangat berkaitan dengan ciri-ciri yang ditunjukkan oleh BN. Selain itu,
Brown & Mizuno, 1990; Hettinger & Knapp, 2001 dalam Ormrod (2008)
mengemukakan bahwa siswa memang mungkin berbakat dengan memiliki inteligensi di
atas rata-rata dengan kemampuan luar biasa di bidang akademis, namun mereka
juga memiliki hambatan-hambatan seperti kesulitan belajar, ADHD, serta gangguan
emosi dan perilaku.
Anak berbakat memiliki karakteristik-karakteristik
dasar, beberapa diantaranya diungkapkan dari hasil penelitian anak berbakat di
Amerika oleh MR Sumption yang berjudul “Three Hundred Gifted Karakteristik-karakteristik anak
berbakat tersebut antara lain dapat dijabarkan sebagai berikut:
- Memiliki rasa kepribadian yang dikembangkan, demikian pula rasa pertanggung jawaban pada kelompok kepemimpinan.
- Menyukai dan lebih banyak meluangkan kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan dan membaca buku, inovatif, dan kreatif.
- Meluangan kesempatan mengembangkan sikap pribadi dan ekspresi diri
- Memiliki cara berpikir yang sanagt kritis.
- Memiliki perkembangan intelek dan kecakapan yang baik sehingga tugas dan kerja berat tidak terlalu mengganggu.
Keberbakatan itu sendiri sangatlah kompleks, bukan hanya
ditentukan oleh Nilai IQ-nya saja, akan tetapi merupakan faktor multidimensi
dan dinamis (van Tiel). Carpenter (2001) & Lyth (2003), Membagi anak
berbakat atas:
a.
Ringan (mild) IQ = 115-129;
b.
Sedang (moderate) IQ = 130-144;
c.
Tinggi (high) IQ = 145-159;
d.
Kekecualian (exceptional ) IQ = 160-179;
e.
Amat sangat (Profound) IQ = 180 +
Sedangkan
IQ normal berkisar antara 85-115, dengan normal absolute 100.
Komentar
Posting Komentar