Psiko-edukasi (non training)
Psikoedukasi adalah salah satu komponen dari treatment bagi kesehatan mental. Tujuannya untuk menyediakan perbaikan bagi klen. Psikoedukasi dapat diberikan bersamaan dengan konseling atau terapi (treatment yang lain).
Mengapa psikoedukasi muncul?
1. Keterbatasan tenaga profesional psikologi untuk melakukan layanan psikologi
2. Pemerataan dan perluasan pemberian layanan psikologis
3. Tumbuhnya tindakan pencegahan dan pengembangan bagi masyarakat
4. Akuntabilitas, agar tenaga profesional dan terdidik proaktif
Contoh: Pendidikan ABK dengan inklusi, tetapi konsep yang dipahami adalah sekolah bersama, yakni ABK dan anak normal sekolah bersama. Ketika Guru diwawancarai, ternyata ABK diberi perlakuan yang sama dengan anak normal. Jika tidak bisa, ABK dikatakan bodoh. Kondisi ini justru menyebabkan gangguan-gangguan penyerta lainnya. Kondisi ini perlu diberi psikoedukasi terkait konsep inklusi.
Intervensi
Psikoedukasi lebih kepada tindakan preventif, yang bertujuan:
- meningkatkan kemampuan individu
- meningkatkan dukungan sosial
- menurunkan/mengurangi tekanan-tekanan sosial
- meningkatkan resource dari lingkungan fisiknya
- dengan meningkatkan dukungan dari lingkungan, maka dapat mengubah tekanan dari lingkungan sebagai tantangan
Konseling --> problem personal atau interpersonal (kuratif)
Terapi --> problem pribadi maupun antar pribadi, remediasi persepsi, distorsi kognitif (kuratif)
Psikoedukasi --> mempelajari skill baru, mengubah gaya kognitif atau perilaku (preventif/guidance) *anggota keluarga yang memiliki gangguan jiwa berat, keluarga perlu mendapatkan psikoedukasi. Jika tidak akan berdampak pada keluarga besar
Perbedaan psikoedukasi dengan konseling & psikoterapi
1. Goal (cenderung ke perilaku spesifik)
2. Dapat 1 kali selesai, konseling dan terapi minimal 2x)
3. Faktor terapeutiknya tidak mendalam karena fungsi utamanya memahamkan, pengembangan ketrampilan, strategi coping
4. Struktur treatment lebih jelas karena dirancang lebih jelas (diskusi/kerja kelompok), jika konseling dan terapi tidak jelas, karena mengikuti kondisi klien. Besarnya kelompok juga tidak terbatas karena bisa termasuk layanan masyarakat.
Hal-hal yang bisa diatasi dengan psikoedukasi
- ketrampilan sosial
- anger management
- social skill
- self esteem
- kehamilan pada remaja
dsb
Manfaat psikoedukasi
- Destigmasisasi psikologis (menghilangkan stigma psikologis)
- menghilangkan penghalang
Alur penggunaan psikoedukasi
1. Asesmen
2. Diagnosis
3. Respon dari klien (menerima atau menolak)
"seorang ibu yang menangis dan menolak ketika anaknya didiagnosis retardasi mental"
4. Psikoedukasi
"ibu diberi psikoedukasi tentang hambatan perkembangan tersebut dan bagaimana cara mendampingi anak sesuai dengan tingkatannya"
mild : mampu didik (memiliki ketrampilan sederhana)
moderate : diajarkan bina diri atau bantu diri
severe: mendampingi
Elemen psikoedukasi
- Transfer informasi --> memberikan informasi tentang gangguan, penyebab, cara mendampingi dsb.
- emotional discharge --> kita ingin klien memahami bahwa proses untuk sama-sama paham, proses untuk mengemukakan emosi, bertukar pengalaman dengan orang lain.
- support of psychotherapeutic treatment --> supaya bisa melengkapi, memenuhi, psikoterapeutik treatmentnya
- assistance to self help --> dilakukan latihan atau pelatihan agar klien menjadi mandiri
Pelaku psikoedukasi
- psikolog
- dokter
- perawat
- social worker
Psikoedukasi : kelompok
Psikoedukasi bidang pendidikan: di Sekolah karena? Pendidikan memiliki peran untuk mengubah emosi dan perilaku
Dilakukan oleh guru --> classroom management, metode penyampaian materi
Fokus pada:
- mengajarkan ketrampilan baru
- biasanya untuk anak dan remaja
Psikoedukasi yang tidak langsung
- pemberian info akurat
- menggarap fungsi kognitif
- perbaikan sikap dan perilaku sepenuhnya tergantung dengan klien
Bentuk kegiatan Psikoedukasi tidak langsung
- drama atau role play, berbeda dengan training, pada training lebih kompleks terkait durasi dan keadaannya. Jika dalam psikoedukasi lebih sederhana, hanya sebagai contoh dalam proses pembelajarannya.
- menulis (buku harian)
- bibliotherapy (menggunakan buku dan film)
Psikoedukasi non training
- penyuluhan (poster, ceramah, booklet, film)
- story telling (dongeng: verbal/boneka)
- drawing
- musik
Psikoedukasi bisa diberikan untuk siapapun karena lebih luas dan lebih fleksible sehingga media yang cocok/tepat yang akan menentukan keberhasilan dari psikoedukasi ini.
Perencanaan daam psikoedukasi
- need assesment
mencari tau kembali kebutuhan kelompok untuk dibuat skala prioritas
melihat ciri demografi dan psikologis klien yang disesuaikan dengan perspektif perkembangan
- penyusunan grand design
menentukan sasaran, tujuan, topik/materi dan kegiatan (terkait informasi yang akan disampaikan)
- monev --> tujuan --> jalannya program --> hasil program
Komentar
Posting Komentar